Jumat, 01 Januari 2010

Naskah Yang Terbuang


Terkadang aku rindu akan kesunyian dimana hanya ada bayang dan aku,
Terkadang aku bosan bergelut dan bergumul dengan diriku sendiri dimana hanya ada perasaan hati dan aku,
Jika aku bertanya maukah kau menjawab?
Jika aku merindu maukah kau membalas?
(zeed)

pernah satu waktu kita tertawa lalu menangis, mungkin bukan airmata zahir seperti kebanyakan, itu jeritan hati karna rasa yang tak tau apa merayap tak sua puncak, lalu mulai berjarak dan hilang.

pernah pula kita saling acuh, angkuh tak peduli sementara hati meronta menanti sapa dan ekor mata tak lepas dari padanya.

apakah kita ? dua insan yang sakau karna kasih tak sampai mungkin , atau karna terlalu dini untuk berujar cinta sementara nama pun kita tak tau pasti, atau bisa jadi panah amor hanya menembus satu hati sedang hati di sebrang sana tertusuk panah dengan racun rindu yang lain...malang.

ajarkan aku membaca rindu atau menerjemahkan rasa yang lama bungkam
ajarkan aku menjadi naif atau bahkan penipu saat kau rasakan rindu itu dalam acuhmu. aku menyerah...


jika hati, akal, dan semua komponen tubuh ini punggawa manut pasti akan kutitahkan berpaling dan pergi. tapi rasa tak mampu didikte, entah...

malam ini sebuah puisi mengalir dalam diam lalu lelap,

***

Bilamana titip seribu harap pada yang tak sudi,
Lalu tenggelam pada lamun cinta sepi,
Dia yang mengalungkan rindu kini hilang seberkas asap,
Membiarkan raga rapuh tergetar resah,
Hingga desau angin mesra tak lagi merayu sayup.
Mega pun enggan bergaun merah,
Pada seribu senja kubiarkan cinta berkisah,
Pada seribu malam kubiarkan angan terjaga,
Pada layar maya dengan seribu wajah menyapa kubiarkan terbaca,
Beribu-ribu kusebut segala bercerita tentang satu,
Biarkan puisi terus mengalir sederas rindu tak bertepi,
Karna lembar naskah telah habis dan kubiarkan terbang ... hilang ...
Baca dan bakarlah hingga semua hangus dan abu bergumul debu
Lalu aq pergi,
Ketika…
Telah beku bulir mutiara pada wajah,
Telah habis semua rindu semua getar,
Jika nanti…
Satu malam dikala purnama kau mulai menggeliat resah,
Biarkan langit ikut menangis,
Kisahku telah habis,
Semua juga diam,
Karna Aq telah hilang bersama gemintang yang juga padam.

***


selembar naskah tercipta dan terbuang...

0 komentar:

 
Catatan Andromeda © 2007 *Feito por Putri Langit*